Omen

Entri Writchal# 1

Tema: Omen


Langit sedang mendung, seperti cuaca di Bandung, aku sedang berdiri di persimpangan jalan, menunggu lampu pejalan kaki berwarna hijau. Sembari menunggu, aku teringat saat pertama kali menyeberang jalan ini. Hujan pun mulai turun rintik-rintik. Ketika tetesan air hujan menyentuh rambutku, aku tiba-tiba kembali ke waktu pertama kali aku menyeberangi persimpangan jalan ini.

Waktu itu aku baru saja naik ke kelas X di sebuah sekolah favorit. Baru sehari sekolah, aku dihujani tugas yang sangat banyak sampai aku harus pulang secepatnya untuk mengerjakan tugas. Pada saat ingin menyeberangi persimpangan jalan untuk perjalanan pulang, tiba-tiba hujan mengguyur. Untungnya aku membawa payung untuk mengantisipasi datangnya hujan.

Saat aku menyeberang jalan, aku berpapasan dengan sosok misterius yang menyeberang melawan arah dariku. Dia memakai topi fedora dengan trench coat. Mukanya pun terlihat samar, mungkin karena hujan deras. Namun yang membuat akut terkejut, terdapat ekor besar yang menyerupai ekor seekor reptil di belakang tubuhnya ketika aku menoleh melihat dia dari belakang. Entah apa yang salah dari diriku atau pertanda apakah ini. Mungkin aku sedang banyak pikiran gara-gara banyak tugas jadi bisa melihat sesosok aneh tersebut.

Sesudah aku mengerjakan tugas yang sangat banyak, aku tertidur pulas di meja belajar. Aku memimpikan hal yang sama dengan kejadianku barusan. Namun saat aku menyeberang, tiba-tiba ada sebuah mobil besar melintas kencang dan tidak bisa berhenti karena jalanan licin. Aku dihantam dan terpental jauh. Tetapi sesudah jatuh, aku terbangun di jam 3 pagi. Anehnya, aku tidak bertemu dengan sosok ekor reptil seperti kejadian kemarin.

Karena takut, aku mencoba menghindari penyeberangan jalan kemarin. Aku pun pulang dengan selamat sampai di rumah. Ku menyalakan TV seperti biasanya di waktu senggang untuk menonton sebuah berita. Aku terkejut saat melihat headline news, terjadi tabrakan beruntun di persimpangan jalan tersebut. Tanganku gemetar dan langsung tersungkur saking tidak bisa menahan syok. Ketika dilihat daftar korbannya, ada salah satu teman sekelasku yang meninggal saat itu juga.

Orang tuaku langsung berusaha menenangkan aku dan merasa bersyukur karena aku masih ada di sini. Saat itu aku langsung kepikiran tentang tujuan sesosok makhluk tersebut apa tiba-tiba muncul dan membawa mimpi buruk bagiku.

Hari demi hari kulalui persimpangan jalan seperti saat ku pertama kali menyeberang, sosok misterius tersebut tidak pernah muncul lagi. Waktu pun berlalu sampai aku memiliki mata pencaharian tetap, tetap ku tidak menemui sosok tersebut lagi.

Suatu saat aku akan menemuimu lagi dan berbicara kepadamu arti semua ini.


Penulis: kittyloaf

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *