Apakah Visual Novel Selalu Identik dengan Eroge?

PERINGATAN: Artikel ini memuat bahasa eksplisit dan mengandung konten dewasa. Diharapkan kebijaksanaan dari pembaca.

Bukan hal yang asing bagi kita untuk mengidentikkan Visual Novel dengan Eroge, kadang kala aspek cerita dalam salah satu jenis gim ini diabaikan demi memuaskan nafsu para pemainnya. Hal ini belum ditambah dengan beberapa developer yang menambahkan fitur “penambah hasrat” seperti model karakter yang bisa berganti warna kulit menjadi lebih tanned ataupun pembesar dada wanita.

Perlu kita tahu sebelumnya ap aitu Visual Novel, Visual Novel merupakan sebuah software/gim interaktif yang menyajikan gambar dan teks yang secara dinamis terus berubah mengikuti alur cerita gim tersebut.

Lalu mengapa, Visual novel selalu identik dengan eroge? Padahal potensinya sebagai alternatif novel konvensional sangatlah besar.

The origin of VN

VN pertama yang dirilis di jepang ialah Lolita:Yakyuken pada tahun 1982. Secara singkat isi dari game ini merupakan permainan batu, gunting kertas kertas dengan heroine yang akan melepaskan pakaiannya secara bertahap setiap kali kita memenangkan suit.

Versi awal dari game ini mempunyai cerita linear. Dengan plot yang berfokus pada interaksi seksual antar pemain dan heroine. Di versi selanjutnya cerita memiliki beberapa rute dan percabangan dengan 1 true ending.

Kemunculan VN ini juga dikarenakan popularitas komputer yang meningkat di tahun tersebut. Membuat beberapa developer indie mencoba bereksperimen untuk menjajal platform ini.

Diikuti dengan tren kebutuhan masyarakat jepang (otaku pada umumnya) dengan media niche yang lebih fleksibel dan diterima untuk dimasukkan unsur dewasa didalamnya. Lahirlah game VN pertama yang merupakan sebuah Eroge.

Perkembangan, Dating Sim dan Sci-fi

Nama dating simulator baru terdengar di periode awal tahun 1990an. VN jenis ini menawarkan kebebasan rute heroine yang dapat dipilih oleh pemain. Hal ini merupakan cikal bakal genre harem. Tentunya masih mengandung berbagai macam konten dewasa yang memuaskan Hasrat para tuna-asmara.

Walaupun demikian bentuk penyajian yang dihadirkan pada VN periode ini cukup menjanjikan. Pada aspek illustrasi dan gameplay, pemain kini tidak hanya terjebak dalam dunia gambar statik. Beberapa VN dari developer besar seperti Square Enix memberikan pilihan untuk mengeksplorasi dunia Sci-fi untuk mentrigger beberapa quest,  terkesan lebih mirip RPG dan Open world

Perkembangan ini membuat VN tidak terjebak pada lingkaran pornografi softcore saja. Di tahun-tahun setelahnya mulai bermunculan VN tanpa basis eroge yang menawarkan kualitas cerita yang baik.

Nakige dan pembuktian VN =/= Eroge

Nakige (泣きゲ) subgenre VN yang berarti permainan yang membuat menangis, menjadi populer di akhir periode 1990an. Berbeda dengan Eroge atau Subgenre Nukige (抜きゲ) yang berisi konten seksual dan pornografi. Nakige berisi berbagai macam adegan kisah cinta tragis yang dapat membuat pemainnya terkena emotional damage. Salah satu contoh paling populer di masa kini ialah ATRI -My Dear Moments-, yang bisa kalian download di steam seharga 114.000 rupiah.

Kepopuleran Nakige diawali dengan VN berjudul To Heart pada tahun 1997. Walaupun masih mengandung beberapa konten seksual, namun hal tersebut bukanlah fokus utama dari VN ini, melainkan pada story yang membuat pembaca lupa VN ini memiliki konten seksual di dalamnya.

Kepopuleran To Heart memberikan gerbang untuk masuknya judul-judul lain Story-oriented VN di periode waktu setelahnya seperti White Album, dan lainnya. Salah satu dampak kepopuleran ini ialah munculnya subgenre baru VN Bernama Kinetic novel.

Munculnya Kinetic Novel – present

 

Kinetic novel merupakan subgenre VN yang berfokus pada jalan cerita linear tanpa percabangan ataupun rute. Beberapa judul popular seperti Planetarian dan Higurashi merupakan salah dua Kinetic Novel.

Judul tersebut memberikan jalan cerita yang emosional bin tragis yang disukai oleh para pemainnya. Hal ini yang boleh dikata unik dari sebuah kinetic novel, walaupun hadir tanpa percabangan ataupun rute tersembunyi yang mengantarkan pemain menuju true ending.

Banyak Kinetic Novel memiliki plot serta story development yang baik dan tak jarang membuat pemainnya terkena emotional damage, seperti 2 judul yang penulis sebutkan diatas.

Asumsi penulis, sumber daya yang digunakan dalam pengembangan story hanya mengerjakan 1 rute saja sehingga menghasilkan kualitas dalam cerita yang baik. Berbeda dengan kebanyakan VN yang memiliki 2 heroine atau lebih.

Dimana Character Development harus dibangun dalam plot serta story di seluruh rute, yang tentu lebih banyak menghabiskan sumber daya untuk menghasilkan kualitas story yang sama.

Lalu kalau dilihat alasan diatas, mengapa tidak membaca buku saja? Bukannya esensi visual novel ada pada rute dan sensasi decision makingnya? Book is good, but VN is better. Memang tidak ada percabangan, namun perlu diingat, kombinasi dari audio dan visual yang ada pada VN konvensional tetap dipertahankan dalam Kinetic Novel. Dan dari alasan saja dapat menjadi rujukan Buku dan Kinetic Novel berbeda.

Kesimpulan

Visual Novel merupakan media, dan dengan media ini penulis bisa
mengekspresikan berbagai macam imajinasi cerita yang ada di pikirannya. Memang benar VN berangkat dari akar sebuah game erotis. But hey! Visual novel kini sudah berkembang. Satu persatu judul baru VN dengan kualitas cerita yang baik diproduksi setiap tahunnya. Walaupun demikian eroge murni tidak bisa dipisahkan dalam ekosistem.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *