Entri Writchal #4
Tema: Oneshot
Aku sedang tertidur lelap di kamar sempit yang aku tinggali seorang diri. Akhirnya, aku dapat menikmati awal dari liburan panjang setelah lama bekerja keras. Kemudian, aku terbangun karena mendengar ketukan dari pintu kama. Ketika membuka pintu, aku disambut oleh sesosok gadis kecil yang membawa boneka di tangan kanannya. Lalu, ia mengucapkan “Halo Kak!” sembari tersenyum.
Namun seketika senyuman itu hilang dari wajahnya. Senyum tersebut berubah menjadi raut wajah bingung. Dia memeluk bonekanya dengan erat menutupi mulutnya. Kemudian kata-kata itu keluar dari mulutnya.
“Loh, Kakak… siapa?”
Tidak pernah terbayang bahwa suatu hari aku akan merasa lega ketika adik perempuanku tidak mengenaliku.
“Eeeeeh… aku adalah teman kakakmu.” Kuucapkan dengan suara feminin.
Aku berusaha menutupi rasa cemasku sebisa mungkin. Apakah dia akan percaya denganku. Apakah dia akan mencurigaiku.
Ekspresi wajahnya seketika berubah. Senyum kembali menghiasi wajahnya.
“Kau dengar itu, Kani? Kak Raki punya teman yang sangat cantik!” Ucapnya kepada boneka kepiting ditangannya.
Perasaan sedih dan senang datang bersamaan kepadaku saat mendengar kata-kata tersebut. Di satu sisi aku senang karena dia menganggapku cantik, di sisi lain aku sedih karena telah membohonginya.
“Ehehe…” tawaku kecil.
Kemudian pertanyaan lain keluar dari mulutnya.
“Perkenalkan, aku Riho. Nama kakak siapa?”
“Eeeeh… panggil saja aku Rika. Kakakmu sedang pergi ke luar kota dan akan kembali besok. Sebelum dia pergi, dia memintaku untuk menjaga tanaman-tanamannya. Oleh karena itu aku ada disini sekarang.”
Kemudian dari kejauhan tampak seorang perempuan yang berjalan kesini. Benar saja, aku lupa bahwa hari ini ibu datang berkunjung.
“Riho, jangan jalan sendiri- Eh…” Ucap ibu.
Aku pun memberikan penjelasan yang sama kepada ibu seperti yang kujelaskan pada Riho. Kemudian ibu mengajak Riho pergi dan bilang akan berkunjung lagi besok saat “aku” kembali.
Aku menutup pintu kamarku dan berbaring di kasur. Memikirkan apa yang harus kulakukan besok.
Seharusnya aku tidak crossdress saat keluargaku berkunjung.
[Esok harinya]
Ibu datang kembali bersama Riho. Aku pun menjelaskan kepada mereka bahwa Rika adalah temanku dan aku memintanya untuk menjaga tanaman-tanamanku selagi aku pergi. Rika sudah pergi karena ada urusan mendadak. Untungnya mereka memercayai penjelasanku. Kemudian ibu mengajakku pulang ke rumah secara tiba-tiba. Aku meminta waktu kepada ibu untuk menyiapkan barang-barangku sebelum pulang.
“Ibu akan membantumu menyiapkan barang-barangmu.”
“Tidak perlu, bu.”
Wajah ibu terlihat bingung.
“Aku bisa menyiapkannya sendiri, sebaiknya ibu mengajak Riho berkeliling tempat ini saja, Riho kan jarang datang kesini.”
Ibu pun mengiyakan kata-kataku dan mengajak Riho berkeliling.
Aku masih selamat, meskipun aku sudah menyembunyikan pakaian, make up, dan wig yang kupakai kemarin, ibu bisa saja melihatnya jika membantu menyiapkan barang-barangku. Aku akan memikirkan cara menyimpannya nanti saat aku kembali kesini. Lagi pula, ibu bisa saja memaksa masuk kesini jika aku terlalu lama menyiapkan barang.
Aku pun pulang bersama ibu dan Riho.
“Raki, teman perempuanmu itu sangat cantik ya. Bahkan lebih cantik dari pacarmu. Dan sepertinya kau juga cukup dekat dengannya. Bahkan sampai membiarkan dia menginap di tempatmu.”
Aku terpaku sejenak sambil mencoba untuk mencerna kata-kata ibu. Aku tidak menyangka crossdress ku sebaik itu. Aku pun hanya tertawa kecil dan berharap percakapan ini tidak berlanjut. Namun tiba-tiba Riho pun ikut mengiyakan perkataan ibu.
“Benar, kak Rika sangat cantik. Lebih cantik dari pacar kakak. Riho juga suka dengan suaranya, mirip dengan suara kakak!”
Aku pun hanya tertawa kecil dan langsung pergi ke kamarku agar percakapan ini tidak berlanjut lagi.
Esok harinya, ibu pergi bekerja dan di rumah hanya ada aku dan Riho. Tiba-tiba ada suara ketukan dari pintu. Aku pun menjawab ketukan itu dan membuka pintu.
Pacarku berdiri di depan pintu dan langsung memelukku.
“HAAALOOOOOOO! AKU MERINDUKANMU! Aku sengaja datang tiba-tiba karena ingin memberimu kejutan!”
Dia pun mengambil sesuatu dari tasnya. Sebuah coklat dalam wadah yang berbentuk hati. Dan di saat yang berbahagia ini, Riho tiba-tiba datang berlarian ke arah kami.
“Kak, kak… saat aku dan ibu menjemput kak Raki, ada perempuan cantik yang tinggal di kamarnya. Namanya Rika, dan dia sangat cantik. Bahkan ibu bilang kalau Rika lebih cantik dari kakak loh!”
Dan begitu saja, aku kehilangan pacarku…
Penulis: Compass